Khasiat Alpukat Melawan Radikal Bebas

Sel tubuh merupakan tempat terjadinya pengolahan nutrisi makanan sebagai bahan bakar menjadi energi dengan bantuan oksigen. Teknik pemanfaatan oksigen untuk mendapatkan energi oleh sel tubuh kita belum lah efisien dan masih berisiko. Selama proses oksidasi di dalam sel, kemungkinan ada oksigen berenergi tinggi yang bocor. Banyak faktor yang memengaruhi hal itu, seperti polusi, asap rokok, dan radiasi yang dapat mengubah molekul oksigen di mitokondria menjadi radikal bebas. Mitokondria merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai reaktor atau pembangkit energi dalam sel dengan memproduksi adenosin trifosfat (ATP) sebagai sumber energi kimiawi tubuh.

Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil dan selalu ingin bereaksi dengan molekul lain pembentuk sel lewat proses oksidasi. Radikal bebas dapat mengubah molekul lipid (lemak), protein, bahkan kode genetik DNA menjadi radikal bebas juga.

Fenomena yang merusak ini biasanya dikaitkan dengan penuaan. Namun, gejala-gejala kerusakan dalam tingkat sel ini juga ditemukan pada berbagai penyakit termasuk hipertensi dan diabetes, dua penyakit manusia modern akibat gaya hidup dan pola konsumsi yang tak sehat. Besarnya dampak sosial dan ekonomi dari kedua penyakit ini mendorong banyak ilmuwan untuk mencari zat yang mampu memperkuat pertahanan diri sel terhadap efek buruk munculnya radikal bebas.

Berbagai penelitian mengenai zat antioksidan pada sayuran dan buah-buahan, seperti wortel dan tomat, telah banyak dilakukan, namun tak banyak memberi hasil yang menggembirakan.

Antioksidan adalah molekul yang mampu menghambat oksidasi molekul lainnya, terutama dari radikal bebas oksigen reaktif. Oksidasi yang mewujud sebagai reaksi berantai akan mematikan sel.

Menurut peneliti di Universidad Michoacana de San Nicolas de Hidalgi di Morelia, Michoacan, Meksiko, Christian Cortes-Rojo, masalahnya adalah zat antioksidan pada sayur dan buah tak mampu masuk ke dalam mitokondria sel tubuh. “Akibatnya, radikal bebas terus saja merusak mitokondria yang menyebabkan terhentinya produksi energi tubuh dan sel kemudian lumpuh dan akhirnya mati,“ kata Cortes-Rojo seperti dikutip dari situs Federation of American Societies for Experimental Biology (FASEB), Ahad (22/4).

Karena itu, diperlukan penemuan zat sejenis antioksidan baru yang mampu melindungi mitokondria.

Cortes-Rojo sedang mempersiapkan hasil penelitiannya mengenai manfaat minyak buah alpukat untuk melawan radikal bebas di mitokondria. Pada 22 April lalu, Cortes-Rojo telah mempresentasikan kerja timnya pada pertemuan tahunan Masyarakat Biokimia dan Biologi Molekuler Amerika yang digelar bersamaan dengan konferensi Biologi Eksperimental 2012 di San Diego, AS.

Tim peneliti yang dipimpin CortesRojo menggunakan sel ragi untuk menentukan karakteristik minyak alpukat. Alasan penggunaan ragi ini, kata Cortes-Rojo, karena organisme mikro ini mudah dipelajari dibanding makhluk kecil lainnya mengingat susunan organisme itu yang sederhana.

Terlebih lagi, pada penelitian yang dipublikasikan pada 2009 dan 2011 lalu, ditemukan fakta bahwa mitokondria sel ragi sangat tahan terhadap radikal bebas karena adanya lapisan lemak tipis yang membungkusnya, sekaligus sangat resistan terhadap oksidasi.

Lemak sejenis dengan yang terdapat pada mitokondria ragi juga ditemukan pada minyak alpukat. Selain itu, alpukat juga mengandung pigmen nabati yang mampu menghambat oksidasi. “Karena itulah kami memutuskan untuk meneliti apakah zat dalam alpukat dapat meningkatkan resistensi ragi terhadap oksidasi mitokondria,“ kata Cortes-Rojo.

Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa minyak alpukat memungkinkan sel ragi untuk tetap bertahap hidup dalam lingkungan dengan kandungan zat besi tinggi yang memproduksi radikal bebas dalam jumlah sangat besar.

Lingkungan yang diberikan pada sel ragi itu kondisinya lebih parah dibandingkan apa yang terjadi pada tubuh manusia yang sakit.

Menurut CortesRojo, minyak yang dibuat dari perasan daging buah alpukat itu telah membantu mempercepat respi mempercepat respirasi di mitokondria, yang mengindikasikan bahwa konsumsi nutrisi untuk memproduksi energi bagi sel tetaplah efektif walaupun sel itu diserang oleh radikal bebas. Mitokondria sendiri memang juga memproduksi radikal bebas, namun dalam jumlah kecil.

Hasil penelitian ini tentu saja akan semakin mengangkat nama buah alpukat dalam dunia kesehatan. Sebelumnya, ada penelitian manfaat alpukat yang dilakukan Amrio Alvizouri-Munoz, seorang dokter di Rumah Sakit Umum Morelia. Dia mendemonstrasikan manfaat alpukat untuk menurunkan konsentrasi kolesterol darah dan juga menurunkan kadar lemak tertentu yang biasanya meningkat pada pasien diabetes yang bisa mengakibatkan stroke dan serangan jantung.

“Hasil penelitian ini menjanjikan karena mengindikasikan bahwa konsumsi buah alpukat dapat meningkatkan kesehatan pasien diabetes dan pasien penyakit lainnya melalui mekanisme tambahan, yaitu perbaikan pada lipid darah,“ kata Cortes-Rojo.

Namun, mereka masih perlu membuktikan bahwa apa yang terjadi pada sel ragi juga bisa berjalan pada organisme yang lebih besar seperti manusia.

“Kami berharap memang seperti itu efeknya. Ada beberapa proses vital di organisme (ragi) yang kelihatannya tidak sama dengan yang terjadi pada tubuh manusia.“

(Republika)

Komentar

%d bloggers like this: