Santhi Hendarwati Serad mulai akrab dengan tanaman herba sejak berkuliah di Jurusan Ilmu Pangan (Food Technology), Curtin University, Perth, Australia, tahun 1998. Minatnya kian bergejolak ketika berkesempatan membuka lahan herba pribadi Bumi Herbal Dago, di Dago Pakar, Bandung, di tahun 2007.
Sekitar 300 tanaman herba dipelihara di kebun seluas 7 hektare itu. “Menanamnya mudah, dan tak banyak orang tahu, di luar kegunaan umumnya sebagai ‘kotak’ obat dan bahan kosmetik, dedaunannya eksploratif diracik menjadi makanan, bahkan minuman. Misalnya ‘teh’ dari seduhan daun kopi,” ujarnya.
Selain aktif sebagai CEO Ilthabi Sentra Herbal, wanita yang hobi fotografi dan menulis ini masih sempat mendirikan komunitas pencinta masakan Indonesia September Ialu, bernama Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI). “Anggotanya kian berkembang,” tambahnya. Favoritnya untuk masakan lokal dari kebun adalah pegagan, mangkokan, tekokak, pohpohan, kenikir, dan kemangi. “Sama seperti sayuran umumnya, pahami dulu karakter tanaman agar tak Salah mengolah,” pesan wanita yang tengah sibuk mencetak ulang buku Teh Herba, Sebuah Warisan Budaya ini.
Sumber: Femina No.22/XLI