Keluhan ringan pasien mungkin memerlukan konsultasi dokter, namun tidak serta merta merupakan alasan dipergunakannya “obat-obat keras”. Pada dasarnya system organismus manusia mempunyai kemampuan untuk mengobati diri sendiri (vis medicatrix naturae) yang tidak boleh dirusak oleh dokter melalui pemberian obat-obatan keras yang sebenarnya tidak diperlukan. Risiko penggunaan obat-obatan keras yang tidak pada tempatnya tentunya lebih besar dibanding pemakaian phytopharmaka.
Phytopharmaka memiliki spektrum therapeutic yang lebih besar dibanding obat obat sinthetika, dengan demikian risikonya menjadi lebih kecil. Namun perlu dipahami bahwa sebagian besar tanaman obat mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang relatif kecil sehingga tidak dapat diharapkan untuk pengobatan akut dan keadaan emergensi.
Walaupun belum dapat dimengerti mekanisme kerja dari berbagi senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman, namun apabila beberapa tanaman digunakan dalam satu bentuk sediaan sangat jarang terjadi interaksi senyawa aktifnya.
Ada keunikan tertentu dalam phytopharmasi seperti di bawah ini :
- Tapak dara (Catharanthus roseus) bila dikonsumsi secara utuh tidak meninbulkan efek samping, sementara apabila digunakan isolat senyawa aktifnya (Vinbalstin, Vincristin) maka akan menimbulkan efek samping.
- Di lain pihak Digitalis lanata atau digitalis purpurea sebaiknya tidak digunakan secara utuh, melainkan di isolasi terlebih dahulu senyawa aktifnya (Digoxin, Gitoxin dan Digitoxin). Hal ini terjadi karena spectrum therapeutic tanaman ini sangat kecil dan efek samping yang timbul sangat beragam.
- Perlu ditekankan dalam kesempatan ini bahwa penggunaan tanaman obat sebagai phytotherapi tetap harus berpegang pada kaidah kehati hatian, tidak ada obat (dari mana pun asalnya, sintetik ataupun alami) yang aman, kecuali digunakan dengan benar. Karena dalam konteks farmakologi “medicine” adalah obat disatu pihak dan racun dilain pihak. Salah satu faktor yang menentukan apakah obat menimbulkan efek therapeutic (yang diinginkan) ataupun efek toksik (yang tidak diinginkan) adalah dosis.