Indonesia Masih Harus Berjuang Melawan Infeksi

Tahukah anda bahwa profil Kesehatan Indonesia 2010 menunjukkan, prevalensi dan jumlah kasus penyakit infeksi di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lain? Dikutip dari health.kompas.com, prevalensi tuberkulosis Indonesia hanya lebih baik dibandingkan Kamboja, Myanmar, Filipina, dan Vietnam. Untuk penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, Indonesia memiliki kasus terbanyak untuk difteri, campak, dan tetanus neonatorum (pada bayi baru lahir).

Statistik Kesehatan Dunia yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011 menunjukkan, Indonesia memiliki banyak kasus difteri, lepra, malaria, campak, batuk rejan (pertusis), dan campak Jerman (rubella). Penyakit-penyakit itu sudah jarang ditemukan di negara maju, tetapi banyak ditemukan di negara berkembang dan miskin.

Kenyataan ini berbanding terbalik dengan fokus dunia yang sudah sibuk mengatasi penyakit degeneratif, seperti jantung, stroke, kanker, dan diabetes melitus. Indonesia malah masih berjuang menekan penyebaran penyakit infeksi, seperti tuberkulosis, malaria, dan HIV/AIDS.

Sebenarnya beberapa hal kecil yang bisa mengurangi penyebaran sejumlah penyakit akibat infeksi misalnya dengan mencuci tangan dan juga meminum antibiotik dengan benar. Sedangkan untuk peranan pemerintah, agaknya pemerintah harus lebih memperhatikan perkara sanitasi.

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2010, sebanyak 80 persen penduduk Indonesia sudah menggunakan air bersih dan 52 persen penduduk menggunakan sarana sanitasi sehat. Secara statistik memang terlihat sudah baik, tapi ternyata masih ada ketimpangan dalam mengakses sumber air bersih, terutama di daerah-daerah pedalaman.

Sumber

 

Komentar

%d bloggers like this: